Tuesday, March 6, 2012

Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang merokok“. Sedangkan PHBS harus menjadi kewajiban saya dan para kader kesehatan untuk mensosialisasikannya.

Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.

Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.

Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.

Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.

Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.

ZAT KIMIA
Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).
Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).

NIKOTIN
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.

TIMAH HITAM (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!

GAS KARBONMONOKSIDA (CO)
Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat!

TAR
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.

DAMPAK PARU-PARU
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

DAMPAK TERHADAP JANTUNG
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.

Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.

Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.

PENYAKIT JANTUNG KORONER
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.
Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.
Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.

PENYAKIT (STROKE)
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.
Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.
Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.

KEBIASAAN MEROKOK
Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.
Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok. Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat umum, sekolah, kendaraan umum, dan tempat kerja; pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok; memasang peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok.
Iklim tidak merokok harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh kita semua, yang menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia yang sehat dan makmur.

GERBANG NARKOBA
Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit mengakhiri kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis. Merokok menjadi sebuah kebiasaan yang kompulsif, dimulai dengan upacara menyalakan rokok dan menghembuskan asap yang dilakukan berulang-ulang.
Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang menjadi ketagihan) rokok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) dikelompokkan menjadi Nicotine Related Disorders. Sedangkan WHO menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat, seperti heroin dan kokain.

Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamin otak dengan proses yang sama seperti obat-obatan tersebut. Dalam urutan sifat ketagihan zat psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan ketagihan dibanding heroin, kokain, alkohol, kafein dan marijuana. Menurut Flemming, Glyn dan Ershler merokok merupakan tingkatan awal untuk menjadi penyalahguna obat-obatan (drug abuse). Mencoba merokok secara signifikan membuka peluang penggunaan obat-obatan terlarang di masa yang akan datang.
Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum berat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Perhatian khusus mengenai masalah ini dikaitkan dengan meningkatnya jumlah perokok remaja.
Menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja diharapkan dapat mencegah masalah yang akan timbul dikemudian hari berkaitan kebiasaan tersebut, salah satunya adalah pencegahan penyalahgunaan narkoba. Menurut Teddy Hidayat, Spesialis Kedokteran Jiwa, Remaja yang berisiko tinggi adalah remaja-remaja yang memiliki sifat pemuasaan segera, kurang mampu menunda keinginan, merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan depresif.
Pemahaman tentang kebiasaan merokok dan kecenderungan sifat kepribadian seseorang akan sangat membantu upaya menghentikan kebiasaan yang merugikan tersebut. Untuk pencegahan kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja. Orang tua serta guru memegang peranan besar untuk mengawasi, memberikan informasi yang benar dan yang terpenting tidak menjadi contoh perilaku individu yang ketagihan kebiasaan merokok.

GANGGU KESEHATAN JIWA
Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang memilki ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan.
Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak merokok Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas).

Sebagian besar penderita depresi mengaku pernah merokok di dalam hidupnya. Riwayat adanya depresi pun berkaitan dengan ada tidaknya gejala putus obat (withdrawal) terhadap nikotin saat seseorang memutuskan berhenti merokok. Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba berhenti merokok mengalami gejala putus obat tersebut. Hal ini tentunya berkaitan dengan meningkatnya angka kegagalan usaha berhenti merokok dan relaps pada penderita depresi.
Selain itu, gejala putus zat nikotin mirip dengan gejala depresi. Namun, dilaporkan bahwa gejala putus obat yang dialami oleh pasien depresi lebih bersifat gejala fisik misalnya berkurangnya konsentrasi, gangguan tidur, rasa lelah dan peningkatan berat badan).
Nikotin sebagai obat gangguan kejiwaan Merokok sebagai salah satu bentuk terapi untuk gangguan kejiwaan masih menjadi perdebatan yang kontroversial. Gangguan kejiwaan dapat menyebabkan seseorang untuk merokok dan merokok dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya sangat sedikit, sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan jiwa.
Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi, menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa penelitian nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada dasarnya nikotin memberikan peluang yang menjanjikan untuk digunakan sebagai obat psikoaktif. Namun nikotin memiliki terapheutic index yang sangat sempit, sehingga rentang antara dosis yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah sempit.
Sehingga dipikirkan suatu bentuk pemberian nikotin tidak dalam bentuk murni tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka pemikiran pemberian nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk kebiasaan merokok. Seperti halnya morfin yang digunakan sebagai obat analgesik kuat (penahan rasa sakit), pemberiannya harus dalam pengawasan dokter. Gawatnya, saat ini nikotin bisa didapatkan dengan bebas dan mudah dalam sebatang rokok, hal ini perlu diwaspadai karena kebiasaan merokok tidak lantas menjadi sebuah pembenaran untuk pengobatan gejala gangguan kejiwaan.

SISTIM REPRODUKSI
Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2 dekade itu berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa
Pada penelitian yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur The British Medical Assosiation’s Tobacco Control Resource Centre, ditemukan bahwa wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk mendapatkan keturunan.
pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran. Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun di Inggris, berhubungan erat dengan merokok.
120.000 pria di Inggris yang berusia antara 30 sampai50 tahun mengalami impotensi akibat merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200 kasus kanker rahim per tahunnya.

WANITA MEROKOK, MENOPAUSE DINI
Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia.
“Di antara sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok,” kata Dr. Thea F. Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya.
Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat. Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun.
Ada bukti bahwa merokok belakangan dalam kehidupan membuat seorang perempuan lebih mungkin untuk mengalami menopause dini, sedangkan perokok yang berhenti sebelum berusia setengah baya mungkin tak terpengaruh, kata Mikkelsen dan timnya di dalam jurnal Online, BMC Public Health.
Mereka meneliti hubungan lebih lanjut dan menetapkan apakah menjadi perokok pasif juga mungkin mempengaruhi waktu menopause. Para peneliti tersebut mendapati bahwa hampir 10% perempuan memasuki menopause sebelum usia 45 tahun.

KEBIJAKAN PEMERINTAH
Menurut Menkessos, pertumbuhan yang sangat cepat ini membuat Indonesia diperkirakan akan mencapai rekor, terutama dengan berbagai masalah kesehatan yang cukup berat, di antaranya berkaitan dengan rokok. Sementara itu diakui Menkessos, larangan membatasi aktivitas merokok di tempat umum masih belum bisa dilakukan lebih tegas.
Meski PP nomor 81/1999 yang diperbarui dengan PP 38/2000 tentang Pengamanan Rokok bagi 
 Kesehatan sudah diberlakukan, tetapi diakui pula, law enforcement-nya belum ada sehingga belum memiliki kekuatan.
detikcomTingginya target penerimaan negara dari cukai rokok yang mencapai Rp 17 triliun pada anggaran 2001 dinilai telah menyebabkan pemerintah tidak konsisten menegakkan PP No.38/2000 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan.

Komisi VII DPR mendesak untuk mengatur masalah rokok itu dibuat dalam bentuk UU, sehingga masyarakat akan mempunyai posisi tawar yang cukup kuat. Disamping itu, DPR akan dapat melakukan pengawasan yang ketat terhadap pemerintah maupun industri rokok.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan menindak tegas perusahaan rokok yang menayangkan iklan rokok di media elektronik di bawah pukul 21:30 waktu setempat. “Bila teguran ini tidak diindahkan, BPOM akan melakukan upaya hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tegasnya. Iklan rokok yang melanggar ketentuan PP No.81 tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dan PP No.38 tahun 2000 tentang Perubahan Atas PP no 81 tahun 1999 akan dikenakan pidana penjara paling lama lima tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp100 juta. Penerimaan cukai rokok pada tahun 2000 mencapai Rp 10,27 triliun, sedangkan belanja kesehatan akibat merokok sesuai data dari Ditjen POM Depkes pada tahun yang sama mencapai Rp 11 triliun.

BERHENTI MEROKOK
Beberapa alasan untuk berhenti merokok
1. Impotensi
Merokok akan mengurangi aliran darah yang diperlukan untuk mencapai suatu keadaan ereksi. Karena hal tersebutlah rokok dapat mempengaruhi days ereksi penis.
2. Wajah keriput
Merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang diperlukan sel kulit Anda dengan jalan menyempitkan pembuluh darah di sekitar wajah. Sehingga akan menyebabkan keriput.
3. Gigi berbercak dan nafas bau.
Partikel dari rokok sigaret dapat memberi bercak kuning hingga cokelat pada gigi Anda, dan ini juga akan memerangkap bakteri penghasil bau di mulut Anda. Kelainan gusi dan gigi tanggal juga lebih sering terjadi pada perokok.
4. Anda dan di sekitar’ menjadi bau.
Rokok sigaret memiliki bau yang tidak menyenangkan dan menempel pada segala sesuatu, dari kulit dan rambut Anda sampai pakaian dan barang-barang di sekitar Anda. Dan bau ini sama sekali bukan hal yang membangkitkan selera pasangan maupun teman-teman.
5. Tulang rapuh
Sejumlah penelitian menemukan hubungan antara merokok dengan osteoporosis pada pria dan wanita. Sebuah penelitian mengamati kasus patah tulang pinggul pada wanita lansia, dan menyimpulkan bahwa satu dari 8 kasus patah tulang itu disebabkan oleh kehilangan massa tulang yang disebabkan oleh merokok.
6. Depresi
Sebagian ilmuwan menganggap rokok mengandung zat yang mampu menyebabkan peningkatan mood. Zat inilah yang biasanya kandungannya berkurang saat seseorang menderita depresi. Itulah juga penyebabnya mengapa orang yang sedang stres atau depresi cenderung mencari ‘pelarian’ ke rokok.
7. Panutan yang buruk bagi anak.
Setiap hari, dliperkirakan 3000 anak di AS yang menjadi ketagihan merokok sigaret. Bila mereka terus merokok, 1000 diantaranya bisa dipastikan akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok.
8. Kebakaran
jika Anda ceroboh, saat merokok clan membuang puntung rokok yang masih menyala ke sembarang tempat dapat menyebabkan kebakaran.
9. Sirkulasi darah yang buruk
Sel darah merah telah dirancang dari sananya untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada perokok, molekul oksigen digantikan oleh komponen dari asap rokok, sehingga menghambat transportasi oksigen yang penting bagi kehidupan sel.
10. Terkesan bodoh
Jika perokok membela ketergantungannya, ada satu kebenaran yang tak mampu mereka pungkiri: Seperti kata slogan, rokok itu pembunuh. jadi, bila masih ada yang meneruskan kebiasaan itu, tentunya akan terlihat bodoh kan.

TIGA HAL UTAMA
Melihat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan rokok, kiranya diantara kita perlu bahu-membahu berbuat tiga hal utama :
ü Komunikasi dan informasi tentang bahaya merokok, baik bagi si perokok langsung maupun perokok pasif.
ü Menyediakan tempat-tempat khusus bagi orang yang merokok agar yang bukan perokok tidak terkena dampak negatifnya.
ü Jangan merasa segan untuk menegur perokok, jika anda merasa terganggu.

STRATEGI BERHENTI MEROKOK
Berikut ini strategi-strategi yang dapat anda gunakan untuk berhenti merokok:
1. Rencanakan waktu berhenti
Rencanakan kapan anda akan berhenti merokok untuk selamanya. Waktunya mungkin saja beberapa hari ke depan atau 2 minggu lagi. Menjelang hari berhenti merokok itu, anda kurangi jumlah rokok yang dihisap setiap harinya.
2. Obat-obatan
Obat membantu mengurangi gejala-gejala berhenti merokok sampai efek terburuk terlewati. Anda mempunyai pilihan obat baik berdasarkan resep dokter maupun obat over-the-counter (tanpa resep dokter). Diskusikan pilihan tersebut dengan dokter anda.
3. Bantu diri anda sendiri
Dalam merencanakan dan menjaga keinginan anda untuk berhenti merokok, carilah informasi mengenai rokok dan penyakit yang ditimbulkan dari berbagai sumber terpercaya seperti American Cancer Society, American Lung Association, Centers for Disease Control and Prevention atau situs lokal seperti Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia ,Komite Nasional Penanggulangan Masalah Merokok. Bantulah diri anda dengan informasi yang meyakinkan anda untuk menjauh dari rokok setelah berhenti merokok.
4. Kelompok pendukung
Entah anda bertemu secara online atau sebuah kelompok pendukung. Carilah dukungan dari orang-orang yang juga berusaha untuk berhenti merokok.
5. Konseling
Konseling merupakan pertemuan tatap muka dengan dokter yang terpercaya, psikolog, perawat atau konselor. Forum ini akan membahas hal-hal apa saja yang menghalangi anda untuk berhenti merokok dan cara-cara untuk mengatasinya.
6. Cold turkey
Merupakan strategi dengan langsung berhenti merokok. Jika anda memilih cold turkey maka anda akan mengalami gejala-gejala putus rokok, seperti semua orang yang berhenti merokok seperti tidak sabar (restlessness), nafsu makan bertambah, mudah tersinggung.
Disarankan agar anda mencari bantuan saat anda berhenti merokok, baik itu berupa dukungan ataupun pengobatan.
7. Olahraga
Olahraga akan membantu anda mengatasi stres dan berat badan yang bertambah setelah anda berhenti merokok.
8. Ajak Sahabat/Keluarga Anda
Mintalah teman atau anggota keluarga yang tidak merokok untuk menyediakan waktu mereka jika anda mengalami masa-masa yang sulit.
9. Terapi alternatif
Beberapa perokok mencoba metode hipnotis atau akupuntur untuk membantu mereka berhenti merokok, meskipun tidak banyak yang terbukti berhasil. Namun, bila metode tersebut membuat anda berhenti merokok, berarti metode tersebut cocok dengan anda.
Untuk berhenti merokok, anda membutuhkan pendekatan personal. Apa yang berhasil untuk orang lain belum tentu berhasil pada anda

APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN?
Bila anda seorang perokok dan berencana ingin memiliki anak, berhentilah merokok sekarang juga! (Para ahli merekomendasikan setidaknya anda berhenti merokok sebulan sebelum terjadinya pembuahan). Berkonsultasilah dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk membantu menghilangkan kebiasaan merokok anda. Banyak sekali tehnik yang ditawarkan, carilah yang paling cocok untuk dilakukan.
Berikut ada 7 cara berhenti merokok yang kami anjurkan:
1. Bersihkan dan buang. Bersihkan dan buang semua rokok yang anda miliki.
2. Buat catatan dan peringatan. Tulis catatan seperti “Anda sekarang bukan perokok” dan tempelkan pada tempat-tempat yang sering anda kunjungi – di tempat tidur, atas meja dsb.
3. Lakukan terus-menerus. Tetaplah berhenti merokok pada hari yang telah anda tentukan untuk berbuat demikian. Jangan terputus-putus melakukannya.
4. Pusatkan perhatian pada pekerjaan sehari-hari untuk mengalihkan keinginan merokok.
5. Berpikir positif. Pikirkan diri anda sebagai seorang yang bukan perokok. Apabila ada tawaran merokok dari teman, katakan kepada teman anda itu dengan tegas “Saya tidak merokok”.
6. Mintalah dukungan dari keluarga, kawan dekat dan rekan sekerja untuk membantu anda membuang kebiasaan merokok ini.
7. Melawan keinginan untuk merokok:
* Mengalihkan perhatian ketika anda ingin merokok. Katakan pada diri anda “Nanti!!” dan lakukan hal-hal positif lainnya.
* Menarik nafas panjang. Tarik nafas panjang selama lima detik dan lepaskan perlahan-lahan.
* Minum air yang banyak. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh atau cola.
* Sibukkan diri anda dengan aktivitas. Ini penting supaya anda tidak selalu terpikir untuk merokok. Aktivitas yang bisa dilakukan misalnya berkebun, membaca buku dsb.
* Melakukan olahraga sekurang-kurangnya tiga kali seminggu selama 20 menit setiap sesi.
* Membasuh tangan atau mandi ketika anda ingin merokok.
* Kunyah sesuatu seperti permen karet, dsb.
* Berdoa semoga anda diberi kekuatan dan keinginan yang tetap untuk berhenti merokok
Pada awalnya berhenti merokok membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Jangan kaget bila ada tanda-tanda seperti mudah marah, sulit mengendalikan perasaan, kurang konsentrasi, gelisah, sulit tidur, batuk, penurunan denyut nadi, serta nafsu makan bertambah. Fase ini disebut fase withdrawal. Akan hilang sendiri setelah tiga sampai empat minggu.



View the Original article

Smes Lebih Ilmiah

Smes Lebih Ilmiah

Majalah GAMMA Nomor: 22-2 - 25-07-2000


Peneliti ITB berhasil merancang raket untuk pemain bulutangkis secara ilmiah. Intinya, supaya pemain tak cepat lelah.

OLAHRAGA apa yang paling hebat di Indonesia? Jawabanya, pasti banyak yang menyebut bulutangkis. Itu tak salah. Paling tidak, ukurannya adalah banyaknya prestasi yang diukir cabang olahraga ini di arena internasional. Tapi, yang aneh, dari sisi ilmiah, olahraga populer di Tanah Air ini kurang digarap secara serius. Mantan pemain putri nasional, Ivana Lee, misalnya, terang-terangan mengakui kalau memang tidak ada kajian soal fisika matematis terhadap raket bulutangkis.

Inilah yang mengusik pikiran Dr. Ir. Bagus Budiwantoro. Peneliti pada Laboratorium Perancangan Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) itu kemudian mempelajari desain raket yang pas, terutama untuk mengoptimalkan sweet spot area (SSA), daerah pada raket yang memberikan pantulan pukulan relatif sempurna dan vibrasi energi ke tangan sekecil mungkin. Ini supaya pemain tak cepat lelah. Kajian selama 1,5 tahun yang dibiayai Ditjen Pendidikan Tinggi itulah yang kemudian dibawa Bagus ke Industrial Mathematics Week -sebuah workshop yang diikuti para dosen, peneliti, dan kalangan industri untuk memecahkan problem industri lewat matematika- di Kampus ITB, pekan lalu. Menurut Bagus, saat ini hampir semua pemain bulutangkis nasional memakai raket impor. Alasannya, hingga kini tak ada pabrik raket lokal sebagus milik Yonex, Pro Kennex, Cartlon, atau merek dunia lainnya. Bahan raket impor memang bisa disebut canggih, seperti boron, komposit, titanium, dan campuran karbon. Hasilnya, raket menjadi ringan dan lentur. Bandingkan dengan raket produksi lokal yang masih menggunakan bahan aluminium dan besi baja. "Teknologi pembuatannya pun masih sangat sederhana," kata Bagus.

Anggapan bahwa raket impor selalu baik, menurut doktor bidang vibrasi dari Centrale Ecole Centrale de Lyon, Prancis, itu belum tentu seluruhnya benar. Bagus kemudian melakukan eksperimen. Hasilnya, raket yang baik sangat bergantung pada karakteristik dinamik raket bersangkutan. Misalnya, frekuensi pribadi, peredaman, dan mode shapes. Selain itu, Bagus juga mengkaji raket untuk pemain khusus. Pemain dengan tipe menyerang semacam Haryanto Arbi, misalnya, harus menggunakan raket penyerang pula. Lalu, apa yang dilakukan?

Caranya, Bagus menggeser sweet spot area (SSA). Rupanya, setiap raket memiliki SSA berbeda. Jika kok jatuh pada SSA, si pemain tak akan cepat lelah. "Karena energi dalam bentuk vibrasi yang sampai ke tangan setelah kok mengenai raket juga sangat kecil," jelas Bagus kepada Gamma. Sebaliknya, jika kok lebih banyak mengenai daerah di luar SSA, dalam waktu tak lama si pemain akan cepat capai. Daerah inilah yang disebut dead spot.

Teknik yang dilakukan Bagus adalah memindahkan SSA ke hitting area (daerah yang paling sering kena kok atau daerah pukulan favorit). Daerah ini berbeda-beda untuk setiap pemain. "Untuk mengetahuinya, bisa dilihat di daerah mana senar raket biasanya putus. Tapi, tak sesederhana itu karena perlu dilakukan uji laboratorium," kata Bagus.

Sebelum dilakukan pemindahan SSA, harus dikenal dulu titik SSA pada setiap pemain. Caranya dengan menjepit grip (pegangan) raket lewat jepitan khusus yang sama jika dijepit tangan pemain. Lalu, jatuhkan kok ke raket pada titik-titik yang berbeda. Getaran yang ditimbulkan pun dicatat. Energi inilah yang kemudian merambat ke tangan pemain. Yang paling rendah getarannya merupakan titik SSA.

Dari sini diketahui bahwa SSA sangat bergantung pada karakteristik dinamik raket. Seperti, massa dan geometri raket, bentuk penampang, bahan, serta tegangan senar. Metode pemindahan SSA yang dilakukan Bagus adalah dengan cara menambahkan sejumlah massa berupa karet ke kepala raket. Atau, dengan mengikatkan sejumlah nilon ke salah satu sisi atas kepala raket tadi. Sayang, Bagus amat pelit menjelaskan lebih lanjut soal perhitungan pemindahan ini. "Lagi dipatenkan," ujarnya sambil tersenyum.

Dalam penelitian ini, Bagus dibantu Edy Soewono dari Pusat Penelitian dan Penerapan Matematika (P4M) ITB. Kajian matematis, seperti berapa lama getaran kok sampai ke tangan pemain, kini sedang dihitung doktor matematika dari Ohio University itu. Penelitian lanjutan tersebut, kata Edy, sangat tidak mudah. Parameter dalam kajian ini sangat banyak dan rumit, termasuk area grip yang dipegang pemain sampai tingkat nervous yang dimiliki pemain. Kalau penelitian ini berhasil, harapan untuk mendongkrak prestasi para pebulutangkis kita bukan sekadar angan-angan. Paling tidak, hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi berarti. Semoga.


-Paulus Winarto



View the Original article

Bahaya Formalin pada Makanan

Bahaya Formalin pada Makanan

Mie tanpa kandungan Formalin hanya dapat bertahan 12 jam, sedangkan mie dengan Formalin bisa bertahan sampai tiga hari tanpa perubahan tekstur.
Menurut beberapa produsen, penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal. Sementara itu, penggunaan formalin akan menghasilkan mi yang lebih awet, yaitu dapat disimpan hingga 4 hari.


Apa itu Formalin??
Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram.
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet.
Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain: Formol, Morbicid, Methanal, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, Trioxane.

Penggunaan Formalin

  • Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang, dan pakaian.
  • Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
  • Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan peledak.
  • Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.
  • Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
  • Bahan untuk pembuatan produk parfum.
  • Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
  • Pencegah korosi untuk sumur minyak.
  • Bahan untuk insulasi busa.
  • Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood).
  • Cairan pembalsam (pengawet mayat).
  • Dalam konsentrasi yang sangat kecil (<1%) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pemcuci piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih karpet.
Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang sangat disesalkan. Melalui sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium,ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet.
Praktek yang salah seperti ini dilakukan produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk yang sering mengandung formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan tahu yang beredar di pasaran. Yang perlu diingat, tidak semua produk pangan mengandung formalin.

Dasar Hukum
  • Dasar hukum yang melarang penggunaan formalin di antaranya UU No 7/1996 tentang Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen.
  • Formalin dan metahnyl yellow merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang dilarang penggunaannya dalam makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999.
  • Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan.
Mengapa Perlu diwaspadai
  • Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh.
  • Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah.
  • Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata.
Dampak Formalin pada Kesehatan Manusia
  • Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing
  • Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
  • jika dikonsumsi manusia, formalin bisa menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, mengganggu fungsi hati, ginjal, dan sistem reproduksi
  • Menurut Winarno dan Rahayu (1994), pemakaian formalin pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia. Gejala yang biasa timbut antara lain sukar menelan, sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, timbulnya depresi susunan saraf, atau gangguan peredaran darah.
  • Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah), dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian
  • Formalin atau larutan formaldehida (HCHO) yang biasanya untuk bahan pengawet mayat, penggunaannya pada makanan dalam dosis tinggi akan menyebabkan iritasi lambung, menyebabkan kanker, gagal ginjal, lever, limpa dan merusak jaringan tubuh.
Cara Mendeteksi
Deteksi formalin dan boraks secara akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan bahan-bahan kimia, yaitu melalui uji formalin dan uji boraks. Ambang batas kadar Formalin yang dapat ditolerir oleh tubuh adalah 0,2 miligram per kilogram berat badan.

Ciri-ciri produk pangan yang mengandung formalin
  • Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari dan tidak mudah busuk.
  • Mie basah yang awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.
  • Ayam potong yang berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
  • Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
Source



View the Original article

Bulutangkis Ready Papan

Bulutangkis Ready Papan

Kompas 21 Juni 2001


"SMES...," teriak penonton. Sontak atlet itu melompat sambil mengayunkan raket dari papan untuk memukul bola. Pukulannya keras sehingga bola itu menghunjam di sektor kiri lawan. Tetapi, lawannya cukup sigap. Dengan congkelan keras, berhasil mengembalikan bola itu tinggi-tinggi ke belakang.

Itulah permainan bulu tangkis ready papan yang kini sangat populer di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, khususnya di tiga kabupaten di Sulawesi Selatan yang berada di sebelah Utara Makassar. Ketiga kabupaten tersebut yakni Polewali Mamasa (247 kilometer), Majene (302 kilometer), dan Mamuju (443 kilometer).

Olahraga ini diadaptasi langsung dari bulu tangkis. Maka bentuk permainan dan cara perhitungan point ready papan berikut bentuk lapangan maupun netnya, sama persis dengan bulu tangkis. Bedanya hanya pada bentuk raket dan bola, ukuran lapangan serta jarak net ke lapangan.

Kalau normalnya lapangan bulu tangkis untuk ganda berukuran panjang 13,40 meter dan lebar 6,10 meter, serta untuk tunggal berukuran panjang 13,40 meter dan lebar 5,18 meter, maka lapangan ready papan diperkecil menjadi lebar 4 meter dan panjang 8 meter. Kalau pada lapangan bulu tangkis tinggi atau jarak net dihitung dari lantai hingga ke ujung tiang 1,52 meter, maka pada lapangan ready papan dikurangi hingga menjadi sekitar 130 cm. Kalau melihat ukuran berat bola bulu tangkis yang normal antara 4,73-5,50 gram, praktis berat bola readypapan sudah sangat jauh dari yang seharusnya.

Yang unik sekaligus yang menjadikan namanya ready papan, adalah bentuk raketnya. Selain ukurannya kecil yakni panjang 40 cm dan garis tengah antara 12 cm-15 cm, raket ini juga terbuat dari papan. Karena pertimbangan ini pula, tak heran bolanya juga berbeda dengan bola yang biasa dipakai pada bulu tangkis kendati pada dasarnya sama. Bedanya terletak pada penambahan bulu ayam dan pelapisan karet pada bagian pantat bola. Bahkan tak jarang pada bagian bawah ini ditusuk jarum pentul kecil sebanyak delapan buah. Ini dilakukan untuk mencegah bola cepat rusak mengingat raketnya adalah papan.

Seperti pada olahraga bulu tangkis, dalam setiap pertandingan, dipertandingkan juga kelas tunggal putra dan putri, beregu putra dan putri, serta ganda campuran. Sebagai catatan, di beberapa event tingkat kabupaten, tak jarang penonton bahkan menjadikan pertandingan ini ajang taruhan.

***

OLAHRAGA ini berawal dari ketidakmampuan masyarakat membeli raket yang harganya selangit berikut bolanya yang kendati murah tetapi butuh beberapa buah sekali main. Itulah awal mula mengapa olahraga ini ada dan menjadi marak.

"Awalnya memang dari ketidakmampuan membeli raket. Belum lagi bola yang bisa habis berapa buah kalau latihan. Padahal keinginan dan minat main bulu tangkis di masyarakat sangat kuat. Apalagi kalau di tingkat nasional atau internasional sedang berlangsung pertandingan yang disiarkan di televisi," kisah Mardin (40), pegawai Dinas Kesehatan Majene yang tinggal di Kecamatan Tinambung, Polmas.

Tiga kabupaten yang masuk dalam wilayah Mandar (Polewali Mamasa, Majene, dan Mamuju) memang bukanlah daerah yang kaya-kaya amat kalau melihat PAD-nya. Kasarnya kalau mau membandingkan, di daerah ini, urusan isi perut atau keperluan pokok lainnya jauh lebih penting dari sekadar membeli raket dan bola.

Tak heran di kalangan kanak-kanak, ketika keinginan untuk bermain bulu tangkis makin kuat, pilihan akhirnya jatuh pada potongan-potongan kayu atau tripleks. Bahkan di dusun-dusun, pelepah kelapa yang umumnya agak besar di bagian pangkalnya, dimodifikasi jadi raket. Bolanya, menggunakan bola bekas latihan atau bertanding yang dimodifikasi dengan ditambah bulu ayam dan karet.

Bahkan acapkali, bolanya dibuat dari gulungan daun pisang kering yang dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai bola. Daun pisang kering juga yang kerap dianyam atau diikat-ikat hingga menyerupai net dan dibentangkan di antara batang-batang pohon kelapa atau pisang. Kerap kali bolanya juga dibuat sendiri dari bulu ayam yang ditancapkan pada pelepah atau batang pisang.

Lama-kelamaan, entah siapa yang memulai dan tepatnya dari desa mana, akhirnya timbul ide membuat raket dari papan yang bentuknya betul-betul menyerupai raket asli. Ukurannya diperkecil kira-kita lebih besar dari bad tenis meja tetapi lebih kecil dari raket bulu tangkis. Pemilihan ukuran ini juga mengingat bahannya yang dari kayu yang pasti akan sangat berat bila seukuran raket asli. Dengan ini olahraga ini tidak berkesan main-main lagi tetapi jadi sungguh-sungguh. Singkat cerita, jadilah permainan bulu tangkis yang mengasikkan, nature serta tak terlalu menguras biaya. Tak hanya kanak-kanak, permainan ini juga dimainkan orang dewasa.

Yang jelas olahraga ini tumbuh dari masyarakat. Bagaikan bola salju yang terus menggelinding, olahraga ini terus berkembang. Masyarakat benar-benar gandrung. Tak terhitung sudah berapa banyak event perlombaan yang dilaksanakan mulai dari tingkat desa hingga antarkabupaten. Bahkan di beberapa instansi pemerintah dan perusahaan swasta, olahraga ini juga sudah punya jadwal wajib, di samping senam, voli atau jenis olahraga lain yang lazim selama ini. Menyusul maraknya olahraga ini, bermunculan pula PB-PB (Persatuan Bulu tangkis) ready papan mulai dari tingkat dusun hingga tingkat kabupaten, termasuk di instansi-instansi pemerintah maupun perusahaan swasta.

***

PADA mulanya memang ada rasa malu bahkan gengsi di kalangan masyarakat kelas atas untuk ikut memainkan olahraga jenis ini mengingat asal mula adanya olahraga ini. Tetapi, keasyikan dan kegandrungan masyarakat mengalahkan semua rasa itu.

"Asyiknya olahraga ini karena memukulnya lebih keras dari permainan bulu tangkis sebagaimana biasanya. Jadinya betul-betul menguras tenaga dan membakar lemak. Lagipula enak mendengar suara plok-plok-plok dari bola yang dipukul raket papan," ujar Ny Kardi, anggota Dharma Wanita PLN Polmas.

Sebenarnya bila mau mencermati lebih jauh, di Indonesia permainan bulu tangkis menggunakan raket papan bukan lagi hal yang betul-betul baru. Di hampir seluruh wilayah Indonesia sejak dulu sudah sering terlihat anak-anak kecil yang bermain bulu tangkis menggunakan potongan kayu, tripleks atau alat seadanya, bahkan penutup panci. Bolanya bisa buatan sendiri atau menggunakan bulu bekas berlatih atau bertanding.

Hanya, entah apa sebab dan bagaimana awal mulanya, hingga di tiga kabupaten ini, bulu tangkis ready papan betul-betul jadi marak dan membuat masyarakat jadi tergila-gila. Buktinya hampir setiap bulan ada saja yang menggelar pertandingan dan selalu ramai. Tidak jarang masyarakat dari kabupaten Polmas, misalnya, mengikuti pertandingan di Majene kendati pertandingan yang digelar bukan antarkabupaten. Begitu pun sebaliknya. Praktis ini juga terjadi pada para penonton. Ini dilakukan jika para pemain atau penonton sudah tak sabar menunggu dan belum ada yang menggelar pertandingan di daerahnya.

Bahkan belakangan, menyusul maraknya olahraga ini bermunculan pula usaha-usaha kecil yang mengkhususkan pada pembuatan raket papan. Harganya bervariasi mulai Rp 5.000-Rp 7.000 per pasang, tergantung jenis kayu yang digunakan. Sementara itu modifikasi bola tidak berubah, artinya walaupun, misalnya, menggunakan bola baru, tetap ditambah bulu ayam dan karet agar tidak cepat rusak.

Begitulah.., hingga kini, di tengah gencarnya berbagai temuan baru yang kental teknologi yang tidak sedikit juga menyentuh bidang olahraga, masyarakat Mandar di tiga kabupaten, tetap dengan keasyikannya bermain ready papan yang sangat nature. Kalau mulanya masih ada sedikit rasa malu atau bahkan gengsi dengan olahraga yang asalnya dari "ketidakmampuan" ini, maka saat ini yang ada adalah rasa bangga dan semangat untuk terus memajukan olahraga ini.

"Kami bahkan berniat terus memasyarakatkan ready papan. Barangkali saja kelak kami dapat jadi tuan rumah untuk event bertaraf nasional dan bukan lagi antardusun atau antarkabupaten. Barangkali saja olahraga ini bisa meluas ke daerah lain," harap Mardin yang bersama teman-temannya kerap mengadakan berbagai event pertandingan mulai tingkat dusun hingga antarkabupaten. (Reny Sri Ayu Taslim)



View the Original article

Manfaat Khitan Bagi Kesehatan

Manfaat Khitan Bagi Kesehatan

Mungkin Anda pernah mendengar bahwa kaum pria dianjurkan untuk melakukan khitan atau sunat. Sebetulnya apakah khitan itu memang perlu dilakukan? Kira- kira apa saja ya keuntungan melakukan khitan? Yuk kita simak lebih jauh tentang khitan.

Pro-kontra mengenai perlu-tidaknya khitan pada laki-laki sudah lama berlangsung. Tapi tampaknya hasil penelitian terbaru ini bisa dijadikan pegangan bahwa khitan memang perlu.

Laki-laki yang dikhitan terbukti jarang sekali tertular infeksi yang menular melalui hubungan seksual dibanding mereka yang belum disunat, itulah yang termuat dalam jurnal Pediatrics.

Dalam jurnal disebutkan bahwa khitan dapat mengurangi risiko tertular dan menyebarkan infeksi sampai sekitar 50%. Makanya jurnal juga menyarankan manfaat besar mengenai sunat bagi bayi yang baru lahir.

Studi saat ini hanya satu dari sekian studi untuk mengupas lebih jauh tentang topik kontroversial ini. Meskipun berbagai studi mendapati bahwa sunat bisa mengurangi tingkat HIV (virus penyebab AIDS), sipilis, dan borok pada alat kelamin, hasil tersebut bercampur dengan penyakit lain yang menular melalui hubungan seks (STD).

Academy of Pediatrics, Amerika menyebut bukti tersebut “rumit dan bertentangan”, karena itu mereka menyimpulkan bahwa, untuk saat ini, bukti tersebut tak memadai untuk mendukung khitan rutin pada bayi yang baru lahir.

Seperti dikutip Reuters, para peneliti menganalisis data yang dikumpulkan Christchurch Health and Development Study, yang mencakup kelompok kelahiran anak dari Selandia Baru.

Dalam studi ini responden laki-laki dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan status khitan sebelum usia 15 tahun dan kelompok yang mengalami infeksi menular melalui hubungan seks antara usia 18 dan 25 tahun yang ditentukan melalui sebuah kuisioner.

Sebanyak 356 anak laki yang tak dikhitan memiliki risiko 2,66 kali serangan infeksi yang menular melalui hubungan seks dibandingkan dengan 154 anak laki yang disunat, demikian kesimpulan pemimpin peneliti Dr. David M. Fergusson dan rekan dari Christchurch School of Medicine and Health Sciences.

Sebagian besar risiko yang berkurang tersebut tak berubah setelah diperhitungkan juga faktor pemicu yang potensial, seperti jumlah pasangan seks dan hubungan seks tanpa pelindung.

Para ilmuwan itu memperkirakan bahwa kalau saja khitan rutin pada bayi yang baru dilahirkan telah dilembagakan, angka infeksi yang menular melalui hubungan seks dalam kelompok saat ini tersebut mungkin telah berkurang setidaknya 48%.

Analisis tersebut memperlihatkan manfaat khitan dalam mengurangi risiko infeksi yang menyerang melalui hubungan seks mungkin sangat banyak. “Masalah kesehatan masyarakat yang diangkat dalam temuan ini jelas melibatkan pertimbangan manfaat jangka panjang bagi khitan rutin pada bayi yang baru dilahirkan dalam mengurangi risiko infeksi di dalam masyarakat, berbanding perkiraan biaya prosedur tersebut,” ujar para peneliti.

astaga.com



View the Original article

Belajar dari Yayuk Basuki

Belajar dari Yayuk Basuki

Atlet Kita harus Sinergikan Pengalaman dengan Iptek
Bali Post, 17 Desember 2006



Pada 1-15 Desember lalu telah berlangsung Asian Games XV di Doha, Qatar. Pada ajang olah raga itu, Indonesia juga ikut berpartisipasi karena masih punya sejumlah atlet yang baik. Namun, yang akan dibahas di sini adalah atlet yang baik barangkali kurang diimbangi oleh pembinaan yang sepadan. Guna membicarakan itu, tamu kita kali ini adalah Yayuk Basuki. Bagi dunia, ia salah seorang bintang. Sedangkan bagi Indonesia, ia petenis terbesar yang pernah dimiliki dengan pernah mencapai peringkat 20 besar di dunia dan berprestasi besar di Wimbledon.

Di event Asian Games, Yayuk Basuki sudah mendapatkan empat medali emas yang diraih dalam rentang waktu yang sangat lebar. Pertama kali mendapatkan medali emas pada 1986 yaitu di ganda putri bersama Susanna Anggarkusuma dan terakhir kali emas tunggal putri pada 1998. Ini satu rekor tersendiri. Kini, pemerintah -- dalam hal ini Menteri Pemuda dan Olah Raga -- telah menunjuk Yayuk menjadi salah seorang anggota tim untuk memantau olah raga. Berikut wawancara dengan Yayuk Basuki.

--------------

APA tugas yang diberikan pemerintah kepada Anda sekarang?

Saya sekarang masuk dalam tim monitoring yang berada di Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga. Tim ini dibentuk oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) karena melihat kegagalan kontingen Indonesia di ajang SEA Games di Filipina pada 2005. Setelah mengevaluasi kinerja tim Indonesia, Menpora menilai perlu membentuk suatu badan yang akhirnya dinamakan tim monitoring. Tugas kita adalah memonitor dan mengawasi seluruh pelaksanaan program maupun pembinaan khususnya pemusatan latihan di Tanah Air. Kita juga sudah memprediksi seberapa besar peluang kita di Asian Games 2006 ataupun di SEA Games 2007. Sebenarnya banyak tugas kita termasuk mengefisiensikan anggaran dan memonitor penggunaan anggaran supaya tepat guna dan pembinaannya berlanjut.


Tugas tim monitoring ini begitu banyak. Khusus di cabang olah raga tenis, sering ada gejala secara individu, yaitu banyak atlet yang berprestasi tapi kalau sudah terjun ke gelanggang multi-event atau yang besar tidak berprestasi?

Kalau saya perhatikan dan ini juga saya lihat setelah saya mendunia atau masuk profesional, atlet-atlet kita memiliki perbedaan dengan atlet negara lain. Perbedaan yang mencolok yaitu faktor mental. Faktor mental ini benar-benar harus diperbaiki oleh seluruh atlet di Indonesia. Dampak faktor mental ini sangat luas. Contoh kecilnya seperti saat bertanding biasa di dalam negeri mencatat hasil bagus. Misalnya, seorang pelari mencatat waktu yang bagus. Tapi setelah diadakan uji tanding di luar negeri, mungkin catatan waktunya akan berubah.


Maksudnya, prestasi atlet kita tidak stabil?

Kadang-kadang mereka juga akhirnya tidak konsisten. Misalnya, seorang karateka bernama Umar Syarif pernah juara dunia junior di Denmark. Dia salah satu karateka terbaik di dunia saat ini. Walaupun kini sedang mengalami cedera, tapi saya dengar Umar sudah siap kembali lagi. Saya ingat sekali saat terjun di Asian Games 1998, tangan Umar Syarif berkeringat dingin. Jadi dari sisi pribadinya sendiri ada keraguan, mentalnya ternyata belum terasah.


Artinya, sewaktu menjadi juara dunia mentalnya kuat, tapi di tempat lain seperti Asian Games bisa lemah?

Ya. Ini karena Asian Games adalah multi-event di mana kita membawa nama negara. Kalau kejuaraan dunia mungkin masih membawa nama individu. Itu perbedaannya. Kedua, di sisi lain kurangnya pertandingan. Barangkali untuk satu-dua kali pertandingan oke, tapi itu belum mencukupi. Atlet-atlet kita seharusnya banyak mengikuti uji tanding. Jadi setiap bulan mereka harus ada uji tanding supaya prestasi mereka bisa konsisten. Kalau kita lihat, saat ini masih naik-turun gelombang prestasinya.


Kalau Anda, saat bertanding di Wimbledon sebagai individu dan bertanding di Asian Games atau SEA Games yang membawa nama negara, mana paling berat tekanannya?

Terjun di arena Asian Games itu lebih stres karena tanggung jawab kita kepada negara. Saya tidak bertanggung jawab terhadap pribadi, tetapi pada negara. Tapi di situ seninya buat saya, walaupun saya sampai dikatakan aneh. Saya benar-benar mencintai tantangan.


Beban karena stres membela negara, tapi ada dukungan dari negara juga. Ini berarti saling mengimbangi. Kalau di Wimbledon, kadang-kadang saat latihan tidak ada yang tahu, tidak ada dukungan juga?

Iya, benar. Seperti saat kita berangkat, maka berangkat sendiri. Kalau multi-event itu, seluruh mata masyarakat olah raga tertuju ke kita dan kita juga menjadi tumpuan untuk mengharumkan nama negara. Tapi di situ timbul suatu semangat buat saya karena satu motivasi saya adalah mengharumkan nama bangsa. Jadi berbuat yang terbaik. Bagi saya, terjun di arena Asian Games betul lebih stres karena dibutuhkan konsentrasi ekstra.


Jadi, di situ ada faktor masing-masing individu, ada yang senang tantangan dan ada yang menjadi goyah. Pasti selalu ada variasi antar-individu terhadap hal itu. Apa yang bisa dilakukan oleh organisasi olah raga untuk membantu atlet yang beragam itu?

Kita mendidik dari awal. Jadi betul-betul kita menciptakan suatu sistem organisasi secara lebih sistematis di mana sekarang ini sudah banyak penyandangnya, salah satunya termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Kita harus mengkombinasikan itu semua dengan perkembangan Iptek sekarang yang luar biasa. Kita tidak bisa seperti dulu tergantung berdasarkan pengalaman saja. Untuk sekarang, itu tidak akan mampu bertahan lama. Pengalaman itu harus kita sinergikan dengan Iptek. Itu saya rasa akan lebih baik. Hanya saja cara kerjanya memang harus sistematis. Kadang-kadang organisasi kita maunya tetap instan. Dari langkah pertama maunya langsung ke langkah kelima tanpa ke langkah kedua, ketiga, dan keempat dulu. Saya lihat beberapa organisasi masih seperti itu sistem kerjanya. Bagi saya, perlu kita revitalisasi supaya pada masa depan pembinaan menjadi lebih langgeng, lebih panjang, dan atlet pun akan berprestasi lebih lama.


Di beberapa organisasi ada psikolognya. Apakah memang jawabannya ada di situ atau dalam aura organisasi yang lebih luas?

Psikolog adalah salah satu penyandang juga. Sebetulnya ada beberapa tenaga ahli yang kita perlukan, salah satunya Iptek tadi. Tapi di sisi lain kita juga sudah pasti membutuhkan seorang psikolog. Walaupun tidak semua cabang olah raga percaya akan fungsi psikolog, saya pribadi sangat menyetujui dan psikolog ini adalah yang kita butuhkan. Saya lihat di nasional belum banyak organisasi yang memanfaatkan psikolog.


Apakah atlet pada umumnya punya sistem "support" sendiri secara mental seperti orangtuanya, temannya atau lainnya?

Saya rasa tidak. Seharusnya orang yang paling dekat dengan atlet adalah pelatih. Pelatih ini akhirnya yang akan memberikan masukan. Pelatih adalah panutan atlet. Pelatih membuat laporan ke organisasi atau manajer. Pelatih ini yang paling tahu kondisi dan kebutuhan atlet. Maaf, pelatih kita belum banyak yang tahu teknologi keolahragaan. Jadi semua memang rata-rata masih berdasarkan pengalaman. Contohnya, mereka yang dari mantan atlet jika tidak mengikuti Iptek olah raga maka belum tentu akan menjadi pelatih yang baik.


Ada yang mengatakan kalau olah raga beregu kita lemah tapi olah raga perorangan kita kuat seperti terlihat dalam tenis, badminton, tenis meja. Apakah itu betul? Apa bedanya beregu dan individu dalam konteks kelemahan mental atlet?

Sebetulnya kalau itu dianggap perbedaan tidak juga. Belakangan ini memang cabang-cabang olah raga tadi secara individual yang kelihatan lebih menonjol seperti badminton dan juga catur. Tapi kita juga mesti berterus terang bahwa cabang-cabang strategis kita saat ini baru mengalami kemerosotan yang sangat di bawah sekali. Itu mungkin benar-benar tanpa terprediksi sebelumnya termasuk cabang strategis seperti renang, atletik, dan senam.


Kita biasanya berharap atletik bisa menyumbangkan 8-17 medali emas di SEA Games. Tapi dalam SEA Games lalu atletik hanya bisa meyumbangkan satu medali emas. Sangat jauh kemerosotannya. Renang juga sama. Dari sekitar 50 medali emas yang diperebutkan, renang hanya menyumbang 1-2 medali emas. Juga merosot, karena biasanya renang menyumbangkan puluhan medali emas sejak zaman Lukman Niode sampai Elfira Rosa Nasution. Bagaimana ini?

Kita memang harus mengatasi hal ini, mencari tahu mengapa cabang olah raga itu sangat merosot. Saya katakan lagi, perlu ada revitalisasi dari sisi pembinaan karena cabang-cabang olah raga ini sekarang rata-rata tidak berbasis pada Iptek. Karena itu kita coba memasukkan agar basis utama setiap cabang olah raga dari Iptek dulu. Contoh kecil, di bidang olah raga saya yaitu tenis. Di tenis kita juga mesti paham mengenai bio mechanic.


Bisa dicontohkan diri Anda misalnya?

Misalnya, saya yang bertubuh kecil tapi bisa melakukan serv dan forehand keras. Dari mana saya bisa melakukan itu, bisa diteliti. Barangkali dari rotasi tubuh dan itu bisa dilakukan penelitian dari body rotation. Anak-anak sekarang berpikir, agar pukulan keras maka pukul dengan keras sehingga mengakibatkan tangan bisa cedera. Kalau dulu, bagaimana cara meminimalisasikan cedera ini, tapi sekarang kok malah lebih banyak cedera. Itu dianggap karena turnamennya lebih banyak. Padahal sebetulnya kerawanan cedera ini bisa kita sedikit redam. Itu memang bisa dari tubuh si anak, bisa juga dari over training, atau seorang pelatih yang tidak begitu memahami.


Dibanding dulu, sekarang banyak turnamen setiap minggu dan orang bisa melihat secara detail dan "close up". Orang awam saja bisa mendapatkan informasi itu. Apakah atlet sekarang tidak lebih cenderung ke Iptek dengan mengamati perkembangan tenis dunia?

Atlet kita kadang-kadang tahunya "pokoknya saya masuk lapangan dan latihan".


Mereka kurang memperhatikan yang di luar lapangan?

Iya, saya perhatikan ada beberapa atlet di luar waktu latihan malah tidur. Padahal waktu kosong itu mungkin bisa kita isi dengan aktivitas lain seperti kursus satu mata pelajaran atau bahasa atau belajar komputer. Sebetulnya sisi otak atlet ini juga perlu kita asah supaya mereka tetap aktif. Sekarang, atlet setelah capek latihan maka istirahat tidur saja dan tidak ada aktivitas lain. Padahal mereka juga dituntut untuk mengetahui perkembangan Iptek. Maaf, saya bukan menghakimi, tapi saya rasa ini yang perlu kita selamatkan dan perlu kita programkan untuk ke depan. Ini supaya atlet-atlet kita saat menghadapi lawan bukan hanya kondisi tubuhnya segar dan tidak hanya bermodal power saja, tapi juga bermodalkan skill dan isi kepalanya.


Kondisi Indonesia berubah-ubah seperti mengalami krisis moneter, susah, bahkan sekarang susah minyak segala. Sebetulnya, apakah ada pengaruh ekonomi terhadap prestasi atlet?

Saat ini sangat berpengaruh karena atlet sekarang beda dengan dulu. Kalau dulu, atlet kita benar-benar mau maju demi Indonesia, sedangkan atlet sekarang kalau tidak ada biaya maka tidak mau maju. Jadi terus terang saja, perbedaannya di situ.


Dalam kondisinya yang sudah berbeda, bagaimana menggabungkan motif pribadi dengan kebesaran negaranya, apakah prestasi atlet kita akan naik?

Terus terang saja dan ini bukan karena saya pesimis, tapi memang peluang atlet kita -- contohnya di Asian Games XV ini -- sangat berat. Salah satunya karena Cina menurunkan seluruh atlet juara dunia. (*)



View the Original article